Commuter Line mendengar namanya membuat orang berfikir kalo Commuter Line itu
Istimewa padahal kalau sudah menaikinya anda akan berfikir kalau itu berbanding terbalik dengan namanya sejak dihapuskan nama kereta api Pakuan Ekspress yang berfasilitas nyaman itu dari list PT Kereta Api Indonesia. Saya adalah mahasiswa asal Bogor yang setiap harinya menjadi langganan kereta tersebut seperti kebanyakan mahasiswa lain dan para pekerja kantoran. Setiap pagi harus berhimpit-himpitan bila tidak menaikinya akan terlambat ke kampus, bau tak sedap yang datang dari keringat masin-masing penumpang, yang tadinya berpakaian rapi tapi ketika sampai di kampus sudah tak jelas lagi kedaannya bahkan sampai keringetan karena berjuang untuk bisa turun ditempat tujuan. Walaupun namanya
Kereta Khusus Penumpang Wanita, tapi ada saja penumpang pria di dalam gerbong tersebut, harusnya mereka sadar padahal di dalam gerbong itu sudah diperjelaskan kalau ini adalah gerbong khusus wanita.
Seharusnya indonesia harus bisa belajar dari negara-negara lain, contohnya negara tetangga Singapura memang negara itu sudah terbilang maju, padahal hanya negara kecil yang saya pikir luas wilayahnya sama seperti luas wilayah Bogor. Kereta api bawah tanahnya dan para penumpangnya pun sudah mandiri/ sudah sopan sudah mengerti tidak seperti indonesia. semua berawal dari diri sendiri, negara ingin maju tentu harus diiringi oleh pikiran yang maju.
Dan pemerintah khususnya BUMN harus bisa mengatasinya supaya penumpang KRL puas akan fasilitas yang diberikan, dan juga supaya diadakan kembali kereta api pakuan ekspress biar mentolelir penumpang yang berpergian jarak jauh dan tidak berhenti di setiap stasiun supaya cepat sampai tujuan. Dan juga memberi harga tarif kereta yang sesuai misalkan Bogor-Pondok Cina harganya tidak sama seperti Bogor-Jakarta.
Berhimpitan di gerbong khusus wanita Commuter Line
kereta Commuter Line
Tidak ada komentar:
Posting Komentar